KAKIGATALGTLO.BLOGSPOT.COM JOIN WITH SOINS GORONTALO




KaKiGaTalgrtlo.blogspot.com

Senin, 18 Mei 2015

AIR TERJUN PERMAI TALUDAA


Untuk kesekian kalinya aku ingin berbagi cerita for all of you may friend....!!!, khususnya bagi sahabat blogger yang punya hobby seperti aku.....
kali ini cerita tentang pengalamanku in exploring Air Terjun Permai Taludaa dalam areal hutan produksi di kawasan Desa Taludaa Kecamatan Bone Kabupaten Bone Bolango. Gini ceritanya bro...
Diawali pada suatu pagi di peraduanku, hari itu minggu pagi langit terlihat cerah, walau sedikit dihiasi sekumpulan awan putih yang tipis yang seakan berusaha menyelimuti birunya langit, aku menatap jam tanganku merk Fortune hadiah dari paman, dibalik kaca waktu telah menunjukkan pkl. 06.00 wita, Pertanda sebentar lagi rombongan anak-anak Insta Gorontalo akan mampir ke istanaku...., sambil menanti mereka tiba, aku pun mengecek semua perbekalan yang telah kusiapkan dari semalam, sekiranya ada yang terlewati....Alhamdulillah semuanya lengkap, termasuk kamera Nikon D90 kesayanganku.


  Tak lama kemudian rombongan teman-teman pun tiba dan aku pun bersegera mengambil sepeda motor di garasi dan bergabung dengan mereka menuju Desa Taludaa. Untuk sampai di Desa Taludaa rute yang digunakan hanya satu, yakni jalan trans sulawesi yang berada di pantai selatan sepanjang Gorontalo - Bone Bolango yang menghubungkan kota gorontalo dengan kota-kota di wilayah Sulawesi Utara seperti Bolaang Mongondow Selatan dan Kotamobagu. Karena letak jalan disepanjang pesisir pantai, maka pemandangan yang kami jumpai didominasi dengan eloknya pasir pantai, birunya laut dan indah gemulainya gerakan daun pohon kelapa yang tertiup angin laut......membuat kami takjub akan ciptaan Sang Pemilik alam semesta ini. Di sisih yang lain kami pun dapat melihat hijaunya bukit yang berbaris disepanjang jalan yang kami lalui yang sesekali berganti dengan jejeran rumah penduduk disetiap permukiman yang dilalui, disamping itu kami pun dapat melihat beberapa tebing bukit yang mempertontonkan kekokohannya seolah-olah memancing dan menantang adrenalin untuk ditaklukkan........tentunya pas banget bagi jiwa pendaki,.........sahabat blogger, bila anda kelak punya keinginan untuk mengikuti jejak perjalanan kami, saran dariku untuk sahabat blogger,........apabila ingin menikmati pemandangan dalam perjalanan, sebaiknya sahabat blogger menjalankan kenderaan dengan lambat atau bila perlu berhenti sejenak agar tidak terjadi kecelakaan dalam perjalanan.
   
  jalan trans sulawesi pantai selatan di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Bone Bolango ini terkenal dengan bentuknya yang berkelok-kelok dan menanjak, sekiranya dalam perjalanan ke Desa Taludaa, kami menjumpai dua tanjakan yang cukup membuat dada berdegup cemas, maklum ini kali pertama aku melewati jalan menuju ke Desa Taludaa, jalan menanjak yang aku maksud yakni tanjakan oluhuta di Desa Oluhuta dan tanjakan Uwabanga di Desa Uwabanga,.........namun degup jantungku perlahan kembali normal saat melewati dua tanjakan dimaksud karena tidak seseram seperti yang kubayangkan saat pertama kali melihatnya. Jalan di dua tanjakan tersebut beralaskan aspal mulus sehingga tidak menyulitkan kami untuk melewatinya,.....bahkan kami masih sempat-sempatnya melirik indahnya hamparan bukit yang menghijau yang letaknya dibawah jalan yang kami lewati. oh iya sahabat blogger aku kasih tips sederhana......melewati dua tanjakan tersebut, cukup tenangkan gejolak dihati lalu kendarailah kendaraanmu dengan posisi porseneling diposisi 1 dan 2 sambil sesekali memainkan pedal gass sesuai beban tanjakan.
  Next sahabat blogger.....di sepanjang perjalanan pula kami melewati jalur menuju beberapa objek wisata seperti Blue Marlin di Kelurahan Leato Selatan,  Pantai Kurenai di Desa Huangobotu, Pantai Botutonuo di Desa Botutonuo dan Pantai Molotabu di Desa Molotabu, serta objek wisata yang telah terkenal di mancanegara yakni Pantai dan Taman Laut Olele di Desa Olele, disamping itu.....banyak pula kami jumpai pantai-pantai yang memiliki garis pantai yang cukup panjang dan berpasir putih dan masih sangat alami. Untuk mencapai Desa Taludaa dari Kota Gorontalo kami membutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan jarak tempuh sekitar 70 KM. Dengan waktu dan jarak seperti itu kami menghabiskan BBM sebanyak sekitar 8 liter untuk sepeda motor dan 20-25 liter untuk mobil sejenis minibus Pergi-Pulang, murah kan friend....., atau bila sahabat blogger tidak memiliki kendaraan sendiri, sahabat blogger dapat menggunakan jasa metromini warna biru jurusan Taludaa-Kota Gorontalo yang mangkal di terminal Pasar Sentral Kota Gorontalo atau terminal bayangan di kompleks Murni dan Terminal Leato di Kelurahan Leato, cukup dengan hanya mengeluarkan ongkos Rp. 30.000,- per orang PP, namun sahabat blogger metromini ini hanya beroperasi sampai jam 16.00,-.

Setelah menjalani panjangnya waktu dalam perjalanan, akhirnya kami pun tiba di Desa Taludaa tepat pkl. 09.12 wita, terlambat satu jam lebih dari waktu ideal, namun tak mengapa sebab saat dalam perjalanan kami harus beberapa kali berhenti untuk sekedar menunggu beberapa teman dalam rombongan yang sedang mengambil gambar pemandangan. Setelah melapor kepada Kepala Desa setempat tentang maksud dan tujuan rombongan kami, hal ini sekedar untuk sikap kehati-hatian dan antisipasi atas hal-hal yang tidak di inginkan terjadi terhadap kami, karena kami menyadari bahwa sebab hotspot yang akan kami taklukan merupakan hotspot baru, dimana medan yang kami lalui belum kami ketahui. Setelah melaporkan maksud dan tujuan kami tersebut, selanjutnya kami mengarahkan kendaraan rombongan yang terdiri dari 7 sepeda motor dan 1 mobil avanza ke arah utara atau mengarah ke arah perbukitan. Jalan kearah perbukitan mulai menanjak hingga kami sampai pada akhir jalan beraspal, dan di depan mata terbentang jalan yang berkelok-kelok, menanjak dan berbecek karena semalam hujan membasahi pohon dan tanah di sekitar wilayah Kecamatan Bone. Kami pun harus melanjutkan perjalanan demi sebuah impian menemukan air terjun yang selama ini hanya dapat kami dengar dari cerita mulut ke mulut dan salah satu postingan singkat di media blogspot, dengan kondisi jalan seperti ini sontak pikiranku terusik dan sedih melihat sepeda motor yang aku tumpangi baru pagi tadi aku bersihkan dan dibuat mengkilap, hmmm....., sepertinya aku harus rela sepeda motor kesayanganku yang bersih dan mengkilap akan berubah menjadi kumal dan dihiasi tanah becek.
Setelah berjuang melewati jalan berlumpur dan menanjak akhirnya kami pun tiba di sebuah pondok yang dibangun penduduk setempat sebagai tempat persinggahan bagi petani yang bercocok tanam di areal perbukitan di Desa Taludaa, tidak heran bila disepanjang perjalanan dan sejauh mata memandang banyak terdapat tumbuhan tahunan seperti pohon pisang, mangga, pepaya, durian dan pohon cengkeh, yang tumbuh subur dikebun-kebun milik masyarakat. Oohhh iya.....sahabat blogger Desa Taludaa memang terkenal dengan penghasil cengkeh dan buah durian, setiap tahunnya Desa ini ramai dikunjungi oleh para pedagang buah yang sengaja datang untuk membeli hasil perkebunan khususnya buah durian (diantara bulan januari-maret) dan cengkeh (diantara bulan oktober-desember).

 Dari lokasi pondok kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki memasuki hutan produksi melalui jalan setapak menuju sungai yang dialiri air yang sumbernya dari air terjun Permai taludaa (nama yang dikutip dari Novaldy Resta Gorontalo INSTA gorontalo & Pengurus Soins Gorontalo), perjalanan dari pondok menuju sungai berjarak sekitar 200 meter, dan sesampainya di sungai perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pinggiran sungai serta menaiki bukit kecil dengan jarak sekitar 125 meter, hingga akhirnya kami pun bertemu dengan spot yang menjadi objek trip......iya air terjun "Permai" taludaa, So Amazing......!!! itu kesan yang terungkap dari mulut ini, seketika melihat volume air yang jatuh dari ketinggian sekitar 40 meter yang melewati dinding bukit berbatu dan dihiasi tumbuhan rumput dan pepohonan yang menhijau seakan ikut merasakan segarnya air terjun..........sahabat blogger, landasan tempat air jatuh terdapat kubangan berbentuk kolam dengan diameter sekitar 8 meter, hamparan tanah dan bebatuan serta batang-batang pohon tumbang yang tergeletak diatas tanah di sekitar kubangan air terjun, menambah kesan eksotik yang menghiasi areal ini.......sungguh ciptaan Tuhan yang patut disyukuri.
    Sahabat blogger, spot air terjun ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi anda untuk berpetualang dan berwisata bersama sahabat atau keluarga. Seperti biasanya sahabat blogger, bila anda berkunjung ke tempat ini, mohon untuk tidak membuang sampah sembarangan dan jagalah kelestarian tempat ini dengan tidak merusak seluruh tumbuhan dan bebatuan disekitarnya atau disepanjang jalan menuju ke tempat ini...........okay selamat menikmati indahnya pesona kekayaan alam di galeri garis katulistiwa. By Steve Saldy Supit (Soins Gorontalo)


    

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

kabupaten ini banyak airterjunnya ya

Banget... tapi aksesnya yang sulit

Posting Komentar